Musim panas telah dimulai dan itu artinya film-film Hollywood berbiaya fantastis mulai dirilis satu per satu. Film sci:fi megah milik Tom Cruise 'Oblivion' telah dirilis beberapa minggu lalu sebagai pemanasan. Kini, giliran jilid ketiga dari aksi pahlawan kesayangan kita semua, Iron Man memulai parade musim panas tahun ini dengan banyak ledakan, energi yang melimpah dan musik yang menggelegar.
Tony Stark alias Iron Man (Robert Downey Jr.) tidak seperti dirinya dulu pasca penyerangan alien di New York beberapa bulan silam. Keadaan tidak begitu membaik terutama setelah teroris kejam bernama Mandarin (Ben Kingsley) menggunakan kekuatannya yang dahsyat untuk meneror setengah umat manusia. Untunglah Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) selalu berada di sisinya untuk menemaninya dan menenangkannya. Walaupun sebagian besar waktunya dipakai untuk mengurusi Stark Industries.
Masuklah Aldrich Killian (Guy Pearce) ke dalam frame. Seorang ilmuwan yang sekarang menjadi kaya raya, mem-pitch Potts sebuah ide yang terlalu luar biasa sehingga Potts terpaksa harus menolaknya. Di sisi lain, sahabat sekaligus bodyguard Tony, Happy Hogan (Jon Favreau, sutradara kedua film 'Iron Man') menjadi korban atas sebuah teror yang sepertinya diciptakan oleh Mandarin.
Tony Stark kalut dan seperti biasanya menantang Mandarin dengan memberikan alamat rumahnya yang berakhir dengan ledakan dan hancurnya kediaman Iron Man. Kini Iron Man alias Tony Stark harus menghadapi masa-masa paling kelam dan sulit dalam hidupnya.
Setelah 'Iron Man 2' yang bisa dibilang mengecewakan, Marvel akhirnya memutuskan untuk mengganti komandan seri ketiganya ini dengan pilihan yang berani, Shane Black. Kurang cukup familiar? Ia adalah penulis keempat seri 'Lethal Weapon' dan sebuah neo-noir yang juga dibintangi Robert Downey Jr, 'Kiss Kiss Bang Bang'.
Membawa nama yang kurang begitu familiar untuk sebuah franchise mahal yang dirilis di musim blockbuster, terasa seperti sebuah judi gelap bagi Marvel. Namun, kadang kita justru menemukan jawaban atas masalah kita dari sumber yang paling tidak terduga. Dan, Shane Black, yang juga menulis skrip 'Iron Man 3' bersama Drew Pearce, berhasil membuat Iron Man kembali menjadi pahlawan kebanggaan dan favorit kita semua.
Dalam film ini kita masih bisa melihat Tony Stark yang biasanya: serampangan, seenaknya sendiri, luar biasa narsis, self-centered, tapi pada saat yang sama dia bisa menjadi sosok yang begitu serius dan menyayangi orang yang paling dia sayangi. Namun, untuk 'Iron Man 3' ini, Black memberikan bumbu berbeda. Walaupun tidak begitu mendalami sisi psikologis Tony Stark, Black berhasil membuat penonton semakin peduli dengan karakter ini.
Sisi lemah Stark menjadi salah satu kunci kuat dalam 'Iron Man' versi ketiga ini. Meskipun dari segi action 'Iron Man 3' kurang menampilkan adegan yang memorable (terutama jika dibandingkan dengan 'The Avengers' atau film pertamanya sendiri), Black menebusnya dengan dialog-dialog yang menarik dan soundtrack yang gila.
Seperti halnya film-film Shane Black sebelumnya, 'Iron Man 3' dipenuhi dengan one-liners yang akan membuat Anda tersenyum lebar. Robert Downey Jr. adalah satu-satunya alasan kenapa franchise ini digemari semua orang. Dia adalah satu-satunya aktor yang paling pas untuk memerankan karakter Tony Stark. Dan dalam film ini, RDJ diberi kesempatan yang lebih luas lagi untuk mengeksplor bagian paling rapuh dari Tony Stark dan dia berhasil memberikannya dengan baik.
Gwyneth Paltrow yang di dua film sebelumnya terasa seperti robot, bermain jauh lebih menyenangkan dalam film ini. Mungkin karena Black memberikannya porsi action yang cukup menegangkan di akhir film. Tapi, Ben Kingsley-lah yang mencuri 'Iron Man 3' dengan perannya yang begitu tidak disangka-sangka. Ben Kingsley akan membuat Anda semakin mencintai karakter Mandarin.
'Iron Man 3' tentu saja adalah propaganda Hollywood paling jelas untuk memaksa penonton membuang uang mereka demi parade CGI. Gambar mengkilap dan cerita yang memaksa orang untuk menonton film seri sebelumnya (bagi yang belum menonton 'The Avengers mungkin akan sedikit kebingungan dengan cerita film ini). Tapi, saya tidak pernah merasa rugi ketika menonton film blockbuster Hollywood yang dibuat dengan bagus dan menghibur. Dan 'Iron Man 3' memberikan itu semua kepada Anda.
Sumber,
Tony Stark alias Iron Man (Robert Downey Jr.) tidak seperti dirinya dulu pasca penyerangan alien di New York beberapa bulan silam. Keadaan tidak begitu membaik terutama setelah teroris kejam bernama Mandarin (Ben Kingsley) menggunakan kekuatannya yang dahsyat untuk meneror setengah umat manusia. Untunglah Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) selalu berada di sisinya untuk menemaninya dan menenangkannya. Walaupun sebagian besar waktunya dipakai untuk mengurusi Stark Industries.
Masuklah Aldrich Killian (Guy Pearce) ke dalam frame. Seorang ilmuwan yang sekarang menjadi kaya raya, mem-pitch Potts sebuah ide yang terlalu luar biasa sehingga Potts terpaksa harus menolaknya. Di sisi lain, sahabat sekaligus bodyguard Tony, Happy Hogan (Jon Favreau, sutradara kedua film 'Iron Man') menjadi korban atas sebuah teror yang sepertinya diciptakan oleh Mandarin.
Tony Stark kalut dan seperti biasanya menantang Mandarin dengan memberikan alamat rumahnya yang berakhir dengan ledakan dan hancurnya kediaman Iron Man. Kini Iron Man alias Tony Stark harus menghadapi masa-masa paling kelam dan sulit dalam hidupnya.
Setelah 'Iron Man 2' yang bisa dibilang mengecewakan, Marvel akhirnya memutuskan untuk mengganti komandan seri ketiganya ini dengan pilihan yang berani, Shane Black. Kurang cukup familiar? Ia adalah penulis keempat seri 'Lethal Weapon' dan sebuah neo-noir yang juga dibintangi Robert Downey Jr, 'Kiss Kiss Bang Bang'.
Membawa nama yang kurang begitu familiar untuk sebuah franchise mahal yang dirilis di musim blockbuster, terasa seperti sebuah judi gelap bagi Marvel. Namun, kadang kita justru menemukan jawaban atas masalah kita dari sumber yang paling tidak terduga. Dan, Shane Black, yang juga menulis skrip 'Iron Man 3' bersama Drew Pearce, berhasil membuat Iron Man kembali menjadi pahlawan kebanggaan dan favorit kita semua.
Dalam film ini kita masih bisa melihat Tony Stark yang biasanya: serampangan, seenaknya sendiri, luar biasa narsis, self-centered, tapi pada saat yang sama dia bisa menjadi sosok yang begitu serius dan menyayangi orang yang paling dia sayangi. Namun, untuk 'Iron Man 3' ini, Black memberikan bumbu berbeda. Walaupun tidak begitu mendalami sisi psikologis Tony Stark, Black berhasil membuat penonton semakin peduli dengan karakter ini.
Sisi lemah Stark menjadi salah satu kunci kuat dalam 'Iron Man' versi ketiga ini. Meskipun dari segi action 'Iron Man 3' kurang menampilkan adegan yang memorable (terutama jika dibandingkan dengan 'The Avengers' atau film pertamanya sendiri), Black menebusnya dengan dialog-dialog yang menarik dan soundtrack yang gila.
Seperti halnya film-film Shane Black sebelumnya, 'Iron Man 3' dipenuhi dengan one-liners yang akan membuat Anda tersenyum lebar. Robert Downey Jr. adalah satu-satunya alasan kenapa franchise ini digemari semua orang. Dia adalah satu-satunya aktor yang paling pas untuk memerankan karakter Tony Stark. Dan dalam film ini, RDJ diberi kesempatan yang lebih luas lagi untuk mengeksplor bagian paling rapuh dari Tony Stark dan dia berhasil memberikannya dengan baik.
Gwyneth Paltrow yang di dua film sebelumnya terasa seperti robot, bermain jauh lebih menyenangkan dalam film ini. Mungkin karena Black memberikannya porsi action yang cukup menegangkan di akhir film. Tapi, Ben Kingsley-lah yang mencuri 'Iron Man 3' dengan perannya yang begitu tidak disangka-sangka. Ben Kingsley akan membuat Anda semakin mencintai karakter Mandarin.
'Iron Man 3' tentu saja adalah propaganda Hollywood paling jelas untuk memaksa penonton membuang uang mereka demi parade CGI. Gambar mengkilap dan cerita yang memaksa orang untuk menonton film seri sebelumnya (bagi yang belum menonton 'The Avengers mungkin akan sedikit kebingungan dengan cerita film ini). Tapi, saya tidak pernah merasa rugi ketika menonton film blockbuster Hollywood yang dibuat dengan bagus dan menghibur. Dan 'Iron Man 3' memberikan itu semua kepada Anda.
Sumber,
No comments
Note: only a member of this blog may post a comment.